Kamis, 31 Januari 2013

Aliansi Kinton Chapter 1 " R-tar "


Riuh angin semilir di musim kemarau ini membuat daun daun yang berada di ranting ranting pohon terus jatuh berguguran menerpa wajah kami yang sedang dimarah marahi. Di lapangan basket yang disulap menjadi lapangan bulutangkis ini hanya tinggal ekskul bulutangkis yang belum pulang. Padahal jam di tangan sudah menunjukkan pukul 16.30. jujur saja Aku dan beberapa temanku datang telat pada pertemuan hari ini karena awalnya tak ada informasi yang jelas atau pemberitahuan dari hari hari sebelumnya dan memang karena pelajaran terakhir dikelasku adalah produktif yang notabene 2 kali lebih lama daripada pelajaran yang lain. Awalnya karena hal tersebut Kak Rizky mulai kecewa dan marah, tapi ketika melihat anak anak ekskul bulutangkis yang akhir akhir ini kurang aktif dia jadi memarahi semua juniornya.



“Ah, percuma gue kesini kalau tau cuman buat dimarah marahin!” desah ku pelan.

“Iya, sama” timpal Firman yang duduk disampingku.

“Adaaww!!” teriakku kesakitan. Semua pasang mata teman temanku langsung melihatku yang baru saja dilempar biji rambutan oleh Kak Rizky.

“Siapa yang suruh kamu bicara?!!” tanya Kak Rizky geram.

”Iya Kak,maaf” jawabku

                Setelah itu, Kak Rizky langsung kembali marah marah. Tak tahan rasanya mendengar ocehannya mengenai kami yang katanya malas lah apalah. Ingin rasanya bukan cuma daun daun kering kecil ini yang kerap kali bertiup mengenai Kak Rizky, tapi daun dari pohon palem yang ada dibelakangnya ikut jatuh tepat menimpa badannya. Memang, kalau menurutku hal ini bukan 100 persen kesalahan kami. Alasan kami logis, karena di sekolah ini bukan hanya kegiatan ekskul saja tapi kami masih menjadi siswa. Tugas yang banyak, ada presentasi lah setiap minggu, maklum sudah akhir semester genap. Tapi Kak Rizky tidak bisa memakluminya sama sekali. Padahal siapa dia? Dia tidak punya hak untuk marah marah seperti ini. Ketua ekskul nya saja tidak berbuat begini. Di lain sisi, aku juga kecewa pada Ketua ekskul nya yang sekarang udah susah dihubungi karena Prakerin. Padahal sebagai Ketua dia masih punya tanggung jawab disini. Minimal mudah dihubungi, ini malah tidak sama sekali. Pokoknya rasanya sudah bosan berada disini.

                Aku pun pulang bersama Firman, teman sekelas sekaligus teman se ekskulku. Jadi wajar kalau kami terlihat akrab.

“Eh, Angga, loe tadi ngapain?? Sini coba lihat gambarnya” pinta Firman

“Nih” ucap ku sambil memperlihatkannya kepada Firman.

Setiap kali ku sedih, gembira atau marah pasti akan kutumpahkan semuanya dengan menggambar. Dan gambar itulah hasil pengejewantawahan ku terhadap Kak Rizky. Gambarnya adalah seorang monster yang memegang pelontar besar, monsternya hampir mirip seperti Hellboy.

“Angga, monster ini Kak Rizky?”

“Ya”

“Parah loe, tapi gambarnya bagus ,buat gua, ya?!”

“Ambil aja, tapi hati hati sama monsternya, dia bisa tiba tiba marah dan menegeluarkan pelontar R!”

“R?! Rambutan ?!”

“Iya”

“Hahaha” Firman pun langsung terpingkal terpingkal saat mengingat kembali kejadian di lapangan tadi.

“Pokoknya,sekarang tekad gue udah bulat, gue mau keluar dari bulutangkis!” kataku

“Apa?! Serius loe?”

“Yup, loe mau ikut gak?”

“Gokil loe, gak lah. Loe tau sendiri Kak Rizky orangnya begitu”

“Ah, tau ah, gue udah bosen di bulutangkis. Gue mau cari ekskul baru yang lebih daaaamai”

Setelah di perjalanan kami berbincang bincang tak terasa kami berdua sudah sampai dipersimpangan. Aku dan Firman pun berpisah jalan pulang. Sebelum berpisah Firman memanggilku.

“Oh, iya gue lupa, nama monster tadi itu apa?!” tanya Firman.

“mmm...R-tar , R untuk rambutan bisa juga R untuk Rizky”

“Inget Fir , hati hati sama dia!”

“Ok. Tapi Angga!!”

“Apalagi??!”

“loe beneran mau keluar dari bulutangkis?”

“Yup”

“Saran gue loe pikir mateng mateng lagi,ga. Yaudah, gitu aja , gue duluan ya”

                Entah apa ekskul baru yang akan aku pilih nanti. Semalaman aku memikirkannya sambil menggambar. Esok siangnya setelah pulang sekolah aku coba mendatangi dan melihat beberapa ekskul yang sedang berkumpul. Tapi setelah berkeliling, entah kenapa belum ada yang menarik minatku. Memilih ekskul itu ternyata lebih sulit dari soal Statistika. Ini masalah rasa.

Yang jadi inti masalah adalah karena adanya peraturan baru yang mengharuskan masing masing dari setiap siswa mengikuti satu ekskul, dan parahnya kalau sampai ada yang ketahuan ada siswa yang tidak punya ekskul sama sekali akan langsung dimasukkan dalam kelas bimbingan bersama guru guru BK.
Sebenarnya aku suka bulutangkis tapi keadaan di dalam ekskul itu sudah berubah, membuat ku tak nyaman lagi disana. Kalau dipikir pikir satu satu nya hobi ku selain bermain  bulutangkis, ya apalagi selain menggambar. Tapi memangnya ada ekskul menggambar. Pencarian ekskul ini membuatku lapar, akhirnya aku memutuskan untuk singgah ke kantin.

Aku mencari tempat duduk yangmasih kosong, maklum kantin sekarang sedang ramai. Walaupun berdempetan setidaknya masih ada ruang untuk aku makan.

“Permisi...” ucap ku sambil menaruh bakso dan komik One Piece yang kubawa di meja.

“silahkan...” jawab orang orang yang duduk disekitarku serentak. Dilihat dari wajahnya mereka sepertinya anak kelas 11. Setelah susah payah mengeluarkan saus keluar dari botolnya, bakso mas Klewer pun kusantap.  Entah aku yang merasa aneh atau bukan, sepertinya anak anak kelas 11 yang duduk di dekatku terus memperhatikanku yang sedang makan.

“psst,  diik komik One Piece tuh yang baru, bilang dik pinjem tuh bentar..”

“emang udah keluar,yul ?”

“Udah, baru aja minggu ini, eh, dika pinjemin !!”

“mana?!”

“Itu disebelah loe, !!”

“eh, cuy ni komik loe?!” orang yang duduk disebelahku pun bertanya.

“Iya”

“boleh pinjem?!”

“pinjem ya dek bentar,,” timpal cewek yang duduk berhadapan denganku.

“yah,silahkan” jawab ku.

Kertas pun tiba tiba jatuh dari halaman tengah komikku yang tengah di baca baca oleh mereka. Aku ingat kertas itu berisi gambar Robot Gundam yang pernah aku gambar. Cepat cepat aku ambil kertas tersebut, aku malu jika gambarku dilihat oleh orang lain selain teman dekatku. Tiba tiba tanganku ditahan oleh salah satu dari mereka. Dia pun langsung merebut kertas itu dariku.

“Duuh, jangan kak, itu jelek banget”

“Sugooooiii, ini gambar buatan siapa???”

“Eh,mana lihat donk!” pinta 3 orang lainnya yang duduk berhadapan denganku.

“ini gambar buatan siapa dek?! Pasti bukan buatan loe,kan!?” sahut kakak kelas yang duduk disamping ku.

“Buatan saya, kalau gak percaya, saya bawa yang lainnya juga, nih di dalam tas”

Mereka pun akhirnya melihat gambar gambar anime yang telah aku buat selama ini.

“Wah, bagusnyaa! Kayak mangaka beneran lho!” timpal salah seorang dari mereka.

“Ah, kak bisa aja. Gambar saya mah jelek jelek.” Sahut aku sambil mengakhiri suapan terakhir bakso ku.

Prok.”Bagus, guys sekarang kita udah nemuin yang kita cari !” sahut kakak cewek yang gendut.

“maksud loe,i??” tanya yang lainnya.

“aduh, kalian ini pikun apa lupa sih? Wah gue tahu nih pasti gara gara ulangan fisika tadi nih jadi pada amnesia begini. Nih, biar gue jelasin. Kan di tanda kutip organisasi ini kita belum punya yang jago gambar anime, bagaimana kalau kita undang dia untuk gabung bersama kita....!!”

“siiiiiiiiiiiip,oke”

“gue setuju”

Aku pun terheran heran dengan percakapan mereka.

“organisasi apa nih?!” tanyaku pada mereka.

“yah, pokoknya disini kita bisa sharing about jepang seprti anime ,lagu, atau budaya dan yang lain lainnya. Karena kebetulan belum ada ekskul J-Club di sekolah ini, jadi kita membuatnya sebagai wadah bagi para pecinta jejepangan. Kebetulan disini juga kita bisa coba untuk belajar bahasa jepang bareng bareng . Kan pelajaran bahasa jepang kebetulan cuman ada di kelas 12 aja kan,”

“jadi ini bukan ekskul?!”

“bukan” serentak mereka menjawab.

“emang kenapa kalau bukan ekskul?!” tanya kakak cowok yang memakai kacamata.

“Ah, gak apa apa” jawabku

“yah, itu sih rencana kedepannya , kalau memang anggotanya banyak  bisa aja grup ini kita usulin untuk jadi ekskul ,yah persis kaya english Club gitu lah, grup ini baru didirikan dua minggu yang lalu kita juga udah buat grup di Facebook dan ternyata banyak juga siswa yang suka. Tapi masalahnya kita belum sempet ngumpulin anak anaknya. Karena grup ini bukan ekskul, jadi untuk sementara grup ini bernama Creative Japanese Community bukan J-Club. Jadi kamu mau gabung? Kuharap kau bisa gabung disini karena cuman kau yang jago gambar, Ayo, please..”

“tapi itu kembali ke pendirianmu. Terserah , kau mau gabung atau enggak?!” timpal kakak cewek yang satunya

“gak”

“gak salah lagi...” jawab ku sambil tersenyum

Mereka pun tertawa ketika aku ternyata jadi ikut. Yah, walaupun sebenarnya hari ini aku mencari ekskul tapi takdir berkata lain aku dikirimkan ke kantin dan akhirnya bertemu dengan mereka. Sepertinya grup ini seru dan menyenangkan. Tapi, aku masih memikirkan bagaimana kewajiban yang mengharuskan satu siswa mengikuti satu ekskul itu.

kukutzu/ To be Continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah sebelum dilarang